Desa Sokong

Tanjung – Pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang melibatkan oknum PNS dan pegawai kontrak di Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Utara (KLU), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mulai mengambil ancang-ancang pengamanan. Sebagai antisipasi mudahnya penjualan tiket dengan modus menarik keuntungan pribadi, Bapenda KLU akan menerbitkan tiket berbeda tahun 2017 ini.

Kepala Bapenda KLU, H. Zulfadli dikonfirmasi Suara NTB, Selasa, 7 Februari 2017 mengakui lemahnya sistem dan pengawasan penjualan tiket masuk objek wisata menyebabkan timbulnya praktik culas para oknum. Perihal kemungkinan penjualan tiket palsu di Senaru sebagaimana OTT Tim Saber Pungli meringkus 6 orang, Zulfadli memungkinkan hal yang sama terjadi di tempat lain. Bisa saja, oknum penjaga pintu masuk kawasan wisata menjual tiket tidak sesuai dengan tingginya jumlah pengunjung.

“Pasti ada permainan karena banyak orang masuk tanpa tiket. Bisa saja dari rombongan 10 orang, tiket yang diberikan hanya 1 lembar,” katanya.

Kasus OTT tiket masuk kawasan wisata Senaru yang telah ditangani aparat penegak hukum, mantan Asisten III Setda Lombok Utara ini mempercayakan penanganan kasusnya di Kepolisian. Dalam hal pencegahan, Bapenda akan mengambil langkah antisipasi terjadinya pungli tiket.

Salah satu caranya, Bapenda akan mencetak tiket dengan pengamanan rahasia. Pada lembaran tiket masuk objek wisata, Bapenda akan mencantumkan barcode pada tiket, yang mana kode rahasia ini hanya bisa dideteksi oleh alat khusus.


“Kita akan cetak tiket dengan security khusus, cetak tiketnya nanti mirip dengan cetak uang, ada rahasia (barcode) yang tidak diketahui dan hanya bisa dilihat dengan alat. Mudahan dengan adanya Tim Saber Pungli membuat pengelolaan retribusi akan lebih baik,” harapnya.

Zulfadli menerangkan, pencetakan tiket baru akan dilakukan bulan ini. Ia belum bisa mengungkap jumlah tiket yang akan dicetak dan lokasi percetakannya. Dengan pemberlakuan tiket baru sebagai pengganti tiket lama ini, ia berharap praktik kecurangan oleh oknum tidak terjadi lagi.

Menurut Zulfadli, tiket yang banyak dimanipulasi oleh oknum di objek wisata adalah tiket lama. Tiket ini hanya memiliki cetakan kode register yang menandakan tiket telah terverifikasi di Dispenda. “Yang dijual di Senaru dan kawasan wisata lain adalah tiket lama. Nanti semuanya akan kita ganti dengan tiket baru,” tandasnya.

Sementara perihal pendapatan retribusi tiket bulan Januari 2017 dari pengelolaan wisata Senaru dan kawasan wisata 3 Gili hingga kini datanya belum masuk ke Bapenda. Sehingga dirinya belum bisa mengungkap berapa pendapatan riil sebelum OTT terjadi. Biasanya laporan pendapatan bulan sebelumnya masuk pada kisaran tanggal 10 bulan berjalan.


Sebelumnya, Kapolres Lombok Utara, AKBP Rifai, SH., mengakui Tim Saber Pungli KLU telah mengamankan terduga pelaku OTT sebanyak 6 orang di kawasan wisata Senaru. Mereka antara lain,  RM (pegawai Dispar KLU), SH, MA, BO (pegawai honorer Dispar KLU), MI non PNS, dan RSM pegawai Linmas Desa Senaru. Mereka diamankan sekitar pukul 16.30 wita.

Mereka ditangkap saat beraktivitas di loket pintu masuk kawasan Air Terjun Sindang Gila. Mereka terindikasi dalam waktu tertentu menjual tiket, namun penarikan yang dilakukan tidak disertai dengan slip tiket kepada wisatawan.

Dari tangan pelaku diamankan barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 3,219 juta. Rinciannya Rp 295 ribu disita di loket I, Rp 235 ribu disita di loket III, dan Rp 600 ribu merupakan uang pengunjung tanpa tiket. Dari uang itu juga termasuk, dua buah amplop yang di dalamnya berisi uang masing-masing Rp 1,565 juta dan Rp 524 ribu yang diamankan di rumah RM... ( http://www.suarantb.com/news/2017/02/08/23075/hindari.pungli.tiket.bapenda.cetak.tiket.berkode.rahasia )